" jamuan cinta syurgawi "

blogmap

syekh Google

Senin, 06 Juni 2011

Hikayat “Orang Gila” 1




Mawlana Shaykh Hisham Kabbani ar-Rabbani qs
Suatu hari seorang laki-laki murid grandsyaikh Sharafuddin tidak bisa menemukan syaikhnya, lalu dia menuju sebuah masjid, dimana ada seorang ulama disana. Dia mengatakan pada ulama itu : “Syaikh, buatkan saya sebuah jimat / tawiz agar dapat melindungi saya.”

Di Arab, kita menyebutnya : ruqya, dan di negara-negara timur jauh mereka menyebutnya ta’wiz atau azimat, sedang orang Amerika menyebutnya du’a. Ulama masa kini tidak percaya jimat, kata mereka ‘Tidak ! Haram ! Bid’a ! Shirk! ’ Karena tidak paham akan rahasia-rahasia huruf Qur’an, maka ulama itu tidak mau membuatkannya.

Murid itu lalu berkata : “Anda harus membuatnya ! saya akan pergi ke medan perang, saya butuh itu untuk perlindungan diri !”

Ulama itu menjawab :

“ Perlindungan bagaimana ? tidak ada perlindungan di benda itu.”

“Apa ?! Tidakkah anda percaya pada Qur’an ? Bagaimana mungkin tidak ada perlindungan bagi Al Qur’an ? Anda harus percaya ! Sekarang, buatkan saya jimat , kalau tidak, saya akan bunuh anda!”

Ulama itupun berkata dalam hati : ‘Orang ini gila. Jika aku tidak membuatnya, maka aku akan dibunuhnya.’ Maka diambilnya pena dan kertas, lalu ditulisnya 3 surat dalam Qur’an yaitu : al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Nas.

Kini ‘orang gila’ itupun puas : “ Sekarang, aku bisa pergi berperang dan kembali dengan selamat.” Itulah keyakinannya, dia mempercayai tawiz itu 100%. Sesuai apa yang dikatakan Nabi, Allah swt berfirman : “Innama-l-a’malu bi-n-niyyat.” Setiap perbuatan tergantung pada niat / keimanan kalian. Jika niat dan iman kalian benar, Allah swt akan melindungi. Murid itu percaya bahwa dia lebih terlindungi dengan memakai jimat / tawiz itu daripada berada di dalam sebuah tank. Sang ulama juga puas karena dia selamat dan tidak akan lagi berurusan dengan si ‘murid gila’.

Tetapi murid itu berkata : “ Sekarang, saya akan membuktikan pada anda bahwa Alhamdulillah, apa yang telah anda berikan barusan merupakan ‘pelindung’ yang luar biasa. Ambil senjata ini dan tembaklah saya.”

Sang ulama-pun membatin : ‘Majnun ( kegilaan ) macam apakah ini ? sekarang dia ingin aku menembaknya ? Jika aku yang menembak dia, maka dia pasti mati, dan saya menjadi pembunuh.”

Seperti itulah seorang ulama, dan mereka tidak percaya akan Qur’an. Dan yang satunya adalah orang awam, namun keyakinannya 100%. Tidak semua yang sedang duduk disini punya keyakinan seperti tentara itu. Jika kalian membawa seluruh bagian dari kitab suci Qur’an, kalian masih tidak akan percaya bahwa diri kalian telah terlindungi. Siapa yang percaya peluru-peluru itu tidak akan menembus dadanya ?

Murid itupun terus memaksa,” Tembaklah saya !”

Kata sang ulama,” Jangan begitu…”

“Tembak saya !”

“Tapi ini didalam masjid.”

“Dan ini adalah Qur’an, jika Allah tidak melindungi Qur’an-Nya, dan tidak ada rahasia didalam Kalimat-kalimat-Nya, mengapa harus kupertahankan dalam hidupku ? tidak ada gunanya. Ayo tembak saya di dalam masjid ini, atau saya yang akan menembak anda.”

Ulama itu akhirnya mengambil senjata dan menembak sang murid. Begitu dia melepaskan tembakan, peluru itu mengenai kertas dimana ulama telah menuliskan ayat-ayat-Nya. Peluru itu seperti mengenai baja lalu terjatuh ke tanah.

“Alhamdulillah, itulah Qur’an yang baik. Sekarang berikan senjata itu dan saya akan menembak anda. Kenakan Tawiz itu. Saya akan mengajari anda bagaimana mempercayai Qur’an.” Ketika senjata itu ditembakkan, pelurupun memberi sedikit luka pada ulama itu. Hal itu memberikan bukti, perbedaan hasil pada siapa yang meyakini dan siapa yang tidak meyakininya.



Ketika kalian yakin, Tuhan akan mengirim segala macam perlindungan. Namun bila kalian tidak yakin, maka kalian juga akan menerima kurangnya perlindungan.
Apa yang harus kalian yakini mengenai syaikh adalah : bahwa beliau akan membimbing kalian menuju gerbang Nabi saw, dan Nabi akan menuntun kalian menuju Gerbang Ilahi. Jadi mengapa harus menundanya ? serahkan diri dan kehendak kalian pada beliau. Tapi bukan itu yang terjadi, kalian bilang,” Kami mencintai syaikh, kami hidup, duduk, makan dan tidur bersama beliau.” Mungkin ada kepatuhan pada tindakan kalian, tapi tidak didalam hati kalian. Jika ada sesuatu yang kalian anggap tidak cocok, kalianpun bilang ’tidak’. Berapa banyak para syaikh menghadapi opini pengingkaran dari murid-muridnya, tidak ada yang namanya kepatuhan. Dan sampai sekarang Mawlana Syaikh Nazim masih mendengar opini-opini yang bernada tidak setuju itu.

Wa min Allah at-tawfiq bi hurmat al fatiha.
Read more >> Lihat selengkapny jgn lupa baca bismilah

Memperbaiki diri melalui mursyid sejati thariqah

Mawlana Syekh Muhammad Hisham Kabbani


Para Sahabat pada masa Nabi Muhammad saw, mendapat
bimbingan dan pengajaran dari Nabi saw. Setiap sahabat
diberinya suatu rahasia, yang dengan rahasia itu
mereka akan membimbing umat. Selanjutnya para sahabat
yang mengemban rahasia tersebut mewariskannya kepada
Para Wali Allah pada setiap tahap kehidupan hingga
saat ini. Pada saat menerima limpahan rahasia ini,
Awliya oleh Nabi Muhammad saw diberikan sebuah
karakteristik sehingga mereka dapat mengenali segala
sesuatu tentang murid-muridnya. Jadi hindarkanlah dari
hati dan pemikiranmu bahwa seorang Syaikh akan
terluput dari apa yang engkau sembunyikan. Seorang
Syaikh memiliki pandangan yang dimiliki Nabi Muhammad
saw, sehingga mengetahui apa yang tersembunyi didalam
hati/qolbu muridnya.

Para Awliya bisa mendengar suara gemuruh dalam
batinmu, sebagaimana suara gemuruh petir. Jadi
janganlah mencoba untuk menyembunyikan dalam hatimu
sesuatu yang tidak baik, karena Syaikh dapat
mendeteksinya dan engkau akan mendapat hukuman
karenanya. Thariqat Naqsbandy sangatlah keras dalam
menjalankan kewajiban dan keras dalam hal membuat
perbaikan terhadap disiplin pengikutnya. Meskipun
terlihat lembut dari pandangan luar, namun melalui
pengaruh Syaikh terhadap kalbu setiap murid, sangatlah
keras disiplinnya. Karena Syaikh bertanggung jawab
terhadap pengikutnya setelah mereka di bay'at. Hal ini
untuk menjaga hati murid tetap bersih dan membawa
mereka kepada jalan yang benar. Bila seorang
murid/pengikut melakukan hal yang salah, bahkan hanya
sekedar niat dalam hati, mereka serta merta akan
mengirim kesukaran kepada pengikutnya, dengan maksud
untuk membersihkannya dan membawanya kembali kejalan
yang benar.

Dengan cinta Syaikh kepada muridnya, biarkan dia
menghukummu dengan menempatkan dirimu dalam kesukaran.
Hukuman dan kesukaran itu adalah wujud kasih sayang
Syaikh kepadamu, dengan harapan engkau bertaubat dan
kembali kepada jalan Allah. Dihadapan seorang Mursyid
jadikan dirimu seakan tidak ada, sebagaimana Awliya
dihadap Rasulullah saw, mereka non exist, kehendak
Nabilah yang terpenting. Begitupula murid, jadikanlah
dirimu non exist. Kehendak Syaikh adalah kehendak yang
datang dari Rasulullah saw, buatlah kalbumu terbuka
kepada Syaikh, jangan biarkan ia kecewa atas
kelakuanmu. Bila Syaikh kecewa oleh ulahmu,
kesedihannya akan membuat Allah swt tak suka atasmu,
yang menimbulkan kesedihan Syaikhmu.

Janganlah menempatkan kehendakmu didepan kehendak
Syaikhmu. Jadilah engkau bayangan Syaikhmu. Janganlah
menunjukkan bahwa dirimu mengetahui segala sesuatu dan
bahwa engkau menolong Syaikhmu. Syaikh mengetahui
lebih dari pada pengetahuanmu. Berserah dirilah,
berdiam dirilah, dan lakukan sebagaimana seharusnya
engkau lakukan. Bila engkau berbuat kesalahan, jangan
mengira bahwa Syaikh tidak tahu. Bila Syaikh tersenyum
padamu, itu adalah belaian kasih sayangnya, karena dia
tahu bahwa engkau masih lemah dan imanmu belum cukup
kuat. Jadi dia mengusap-usap punggungmu untuk membuat
engkau berbesar hati, namum sesungguhnya ia tidak
senang atas apa yang sedang terjadi. Dia sekedar
membuat situasi lebih mudah dengan cara
menyembunyikannya, namun dia tahu segala perbuatanmu.
Janganlah engkau mengambil keuntungan dari situasi
ini, karena itu akan menghancurkanmu.

Bila engkau melakukan layanan atau kebaikan bagi
Syaikhmu, janganlah mengira layanan itu diperlukannya.
Dia tak membutuhkan apa-apa darimu. Bila dia mengambil
dan menerima persembahanmu, itu adalah untuk
mengangkat dirimu sendiri ketingkat yang lebih tinggi.
Dia tak membutuhkanmu, dia hanya membutuhkan Allah
swt. Janganlah mengira bahwa yang engkau berikan pada
Syaikh adalah hadiah. Engkau memang wajib
mempersembahkannya, namun sekali-sekali janganlah
mengatakannya,"Saya telah memberi". Karena dia
mengambil sesuatu darimu adalah untuk kebaikanmu
sendiri, bukan untuk kebaikan Syaikhmu.

Janganlah mengira bila engkau membuka pintu rumahmu
untuk Syaikh, engkau melakukan perbuatan baik
untuknya. Jangan pula mengira bahwa jika engkau
menyediakan hidangan bagi Syaikhmu, engkau telah
melakukan perbuatan terpuji. Sekali lagi janganlah
mengira bila engkau melakukan kebaikan dan layanan
baginya adalah suatu kebaikan untuknya. Bahkan jika
Syaikh tidur dijalananpun, Allah swt akan menjadikan
pandangan matanya jalan bagai suatu Istana. Dan dalam
pandanganmu jalanan itu tetap suatu tempat yang kotor.
Dalam pandangan kalian mungkin kalian berpikir kasihan
Syaikh sedang bersedih tidur diijalan. Itu semua saya
ceritakan untuk memberitahu kepada kalian, bahwa
Syaikh tidak memerlukan apa-apa darimu. Apapun yang
dilakukan semata-mata dilakukannya untuk Allah swt,
untuk Nabi Muhammad saw. Itu semua untuk kebaikan
kalian, bukan untuk kebaikan Syaikhmu.

Dengan thariqat, kita berusaha untuk menyempurnakan
ahlak dan adab kita. Janganlah engkau mengecewakan
Syaikh dengan menimbulkan kesukaran dalam hatinya,
ketika dia melihat apa-apa yang engkau mencoba lakukan
dibelakang punggungnya. Bila yang kau lakukan adalah
perbuatan baik dia akan bahagia, bila itu perbuatan
buruk dia akan sedih. Dia tak akan marah, dia hanya
sedih, karena dia tidak ingin merasa malu dihadapan
Awliya, dihadapan Nabi Muhammad saw, dan dihadapan
Allah swt atas segala perbuatan buruk kita. Bagi
mukmin dan muslim buatlah hatimu bersih, buatlah
hatimu hanya untuk Allah swt, setelah itu untuk Nabi
Muhammad saw, lalu untuk para Sahabat, lalu untuk
Syaikhmu. Dan janganlah membiarkan syaithan
memperdayamu agar memanfaatkan Syaikhmu untuk
kepentingan hawa nafsumu.

Semoga Allah swt memberikan kita semua taufiq dan
hidayah, memberkhi kita hari ini, memberikan kepada
kita baraqah Nabi MUhammad saw, serta syafa'atnya dan
membimbing kita kepada jalan Awliya dan memberikan
kita barokah Syaikh kita, Mawlana Sulthanul Awliya
Syaikh Muhammad Nazim Adil al Haqqani. Fatihah.

(Disarikan dari Ahl Haq Edisi Oktober 2001 )

wa min Allah at taufiq
Read more >> Lihat selengkapny jgn lupa baca bismilah

Tentang Rantai Emas Thariqah Naqsybandi Haqqani

Pewaris Spiritual Pertama dari Rasulullah 

Dari segi historis, Thariqat Naqsybandi dapat ditelusuri kembali kepada Kalifah pertama, Abu Bakar ash-Shiddiq , yang menggantikan Rasulullah dalam hal pengetahuannya dan dalam hal membimbing masyarakat Muslim. Allah berfirman dalam al-Qur’an, “Dialah orang kedua dari dua orang yang berada di dalam gua, dan dia berkata kepada temannya, janganlah bersedih hati, karena Allah beserta kita” [9:40]. Tentangnya, Rasulullah pernah bersabda, “Seandainya Aku akan memilih seorang teman yang kucintai, maka Aku akan memilih Abu Bakar sebagai temanku tercinta, namun beliau adalah saudara dan sahabatku.”

Yang membedakan Thariqat Naqsybandi dengan jalan Sufi yang lain adalah kenyataan bahwa dia memakai dasar-dasar serta prinsip-prinsip dari ajaran-ajaran dan contoh dari enam bintang cemerlang dalam khasanah Rasulullah . Keenam sosok itu adalah: Abu Bakar ash-Shiddiq , Salman al-Farisi , Ja’far ash-Shadiq , Bayazid Tayfur al-Bistami , ‘Abdul Khaliq al-Ghujdawani , dan Muhammad Baha’uddin Uwaysi al-Bukhari , yang dikenal sebagai Syah Naqsyband -Imam dari thariqat ini.

Di balik kata “Naqsyband” terdapat dua gagasan: naqsy yang berarti ‘mengukir’ dan mengandung pengertian mengukir Nama Allah di dalam hati, dan band yang yang mengandung pengertian ‘ikatan’ dan mengindikasikan ikatan antara individu dengan Penciptanya. Ini berarti bahwa para pengikut Naqsybandi harus mempraktekan shalat dan kewajiban-kewajiban lainnya berdasarkan al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah dan harus selalu menjaga kehadiran dan cinta Allah agar senantiasa hidup dalam hatinya melalui pengalaman pribadi dari ikatan antara dirinya dengan Tuhannya.

Di samping Abu Bakar ash-Shiddiq , siapakah gerangan bintang-bintang dalam khasanah Rasulullah  ini? Salah satunya adalah Salman al-Farisi . Beliau berasal dari Isfahan, Persia dan beliaulah yang menyarankan kaum Muslimin untuk menggali parit dalam peperangan Ahzab. Setelah Kaum Muslimin merebut al-Mada’in, ibu kota Persia, beliau diangkat menjadi Pangeran dan gubernur kota tersebut hingga akhir hayatnya.

Bintang lainnya adalah Ja’far ash-Shadiq . Seorang keturunan Rasulullah  dari pihak ayahnya, dan Abu Bakar dari pihak ibunya, beliau menolak semua kedudukan terhormat sebagai penghormatan kembali dan praktek serta pelajaran spiritual. Beliau disebut sebagai “Pewaris dari Maqam an-Nubuwwa dan pewaris Maqam ash-Shiddiqiya.”

Kemunculan tertua istilah Safa yang tercatat adalah mengacu kepada muridnya, Jabir bin Ayyan , pada pertengahan abad kedua Hijriah. Beliau adalah seorang mufassir al-Qur’an atau ahli penerjemah, seorang ahli hadits, dan merupakan salah seorang mujtahid yang handal di kota Madinah. Tafsirnya sebagian diabadikan dalam Haqa’iq at-Tafsir Sulami. Layts bin Sa’d , salah seorang penutur riwayat Sunnah Rasulullah yang terpercaya, menyaksikan kekuatan mukjizat Ja’far dimana beliau mampu meminta apa saja, dan Allah akan mengabulkannya seketika.

Bintang lainnya adalah Bayazid Tayfur al-Bistami  yang kakeknya seorang Zoroastrian. Bayazid membuat suatu studi yang rinci tentang hukum-hukum Islam (syari’ah) yang telah dibukukan dan melaksanakan suatu praktek latihan yang ketat tentang penyangkalan diri sendiri. Beliau dikenal rajin sepanjang usianya dalam hal mengerjakan kewajiban-kewajiban keagamaannya. Beliau mengharuskan murid-muridnya untuk bertawakal dan menyuruh mereka untuk menerima dengan ikhlas konsep murni tauhid, ilmu tentang Ke-Esaan Allah . Konsep ini, menurut beliau, meletakkan lima kewajiban pada keikhlasan untuk:

1. Menjalankan kewajiban sesuai al-Qur’an dan Sunnah.
2. Selalu berkata benar.
3. Menjaga hati dari kebencian.
4. Menghindari makanan haram.
5. Menjauhi bid’ah.

Menurut Bayazid , tujuan akhir dari para pengikut Sufi adalah untuk mengenal Allah di dunia ini, untuk meraih Hadirat-Nya, dan bertemu dengan-Nya di Hari Kemudian. Terhadap pengaruh itu, beliau menambahkan, “Ada hamba-hamba Allah yang khusus, yang bila Allah menghalangi mereka dari Pandangannya di Surga, maka mereka akam memohon kepada-Nya untuk mengeluarkan mereka dari Surga sebagaimana penduduk Neraka akan mengiba memohon dikeluarkan dari Neraka.”

Satu bintang lagi dalam khazanah Rasulullah  adalah ‘Abdul Khaliq al-Ghujdawani , yang lahir di kampung Ghujdawani, di dekat Bukhara, Uzbekistan sekarang. Beliau dibesarkan dan dimakamkan di sana. Beliau mempelajari al-Qur’an dan ilmu-ilmu keislaman baik ilmu zharir maupun bathin hingga beliau mencapai suatu maqam kesucian yang amat tinggi. Kemudian beliau pergi ke Damaskus di mana Beliau mendirikan sekolah yang melahirkan banyak lulusan yang lalu menjadi ahli ilmu fiqih dan hadits di samping juga ahli dalam hal spiritualitas di masanya, baik di wilayah Asia Tengah maupun di Timur Tengah.

‘Abdul Khaliq melanjutkan pekerjaan para pendahulunya dengan membentuk dzikir yang diwariskan dari Rasulullah berdasarkan Sunnah. Dalam tulisan-tulisannya, beliau juga merumuskan adab yang diharapkan dapat diikuti oleh murid-murid Naqsybandiyya.



IWANG_Q
Read more >> Lihat selengkapny jgn lupa baca bismilah

Memahami Spiritualitas Dengan Hati ( Mawlana Syaikh muhamma Hisham Kabbani )




Khidir as : “ Kapan Adam diciptakan ?”

Jibril as : “Adam yang mana yang kamu bicarakan ?”

Khidir as : “ Bukankah Adam-mu sama dengan Adam-ku ?”

Jibril as : “ Itu Adam yang terakhir. Ada 124.000 Adam-Adam yang telah datang dan pergi. Setiap dari mereka mempunyai Hari Kiamat, dan sekarang kita sedang berada di masa Adam yang terakhir.”

Khidir as : “ Jadi kapan sebenarnya Allah menciptakan dunia ini ?”

Jibril as : “ Aku akan memberitahumu apa yang aku tahu saja.”

Khidir as : “ Aku sedang mendengarkan. Ceritakanlah!”

Jibrilpun mulai bercerita, “ Suatu ketika, aku bertanya pada Allah agar menunjukkan Ciptaan-Nya padaku. Allah berkata padaku, ‘Ya Jibril, pergilah ke tempat itu dimana kamu akan mendapat pengetahuan.’ “

Ketika turun membawa wahyu untuk Nabi, Jibril hanya menggunakan 2 sayap dari 600 sayap-sayap yang beliau punyai. Hanya dengan kedua sayapnya, cukup untuk menutupi tempat antara tempat asalnya sampai ke bumi. Beliau tidak membuka seluruh sayapnya, karena terlalu kecil jaraknya. Namun ketika Allah memintanya untuk pergi ke suatu tempat, Jibril mengatakan :

“Aku buka seluruh sayapku untuk pergi ke tempat itu, dengan kecepatan yang Allah berikan padaku yang tidak seorangpun mengetahuinya. Aku terus terbang dan terbang dalam Waktu Allah. Ketika aku merasa lelah, akupun berhenti. Ketika aku berhenti, aku melihat semua waktu dan jarak yang telah kutempuh seperti lautan pasir kristal. Kristal-kristal itu amat kecil dan bercahaya. Lalu aku bertanya pada Allah :’Tempat apakah ini ?’ Tuhan-pun menjawab : ‘Ini hanyalah sudut yang sangat kecil dari tempat yang Aku maksud. Ini belum sampai di pertengahan ‘tempat’ itu.’

“Aku kembali membuka sayap-sayapku dan terbang menjelajah ‘Waktu’ lainnya, dua kali besarnya dari waktu yang pertama. Namun masih saja aku belum sampai di tengah ‘tempat’ yang aku tuju, dimana-mana hanya terlihat kristal-kristal kecil dan mengkilap. Pada akhirnya, Allah berkata kepadaku, ‘ Ya Jibril, sekarang mintalah untuk terbang dengan Kekuatan-KU.” Lalu dengan Kekuatan Allah, aku bergerak dengan kecepatan yang tidak akan pernah terbayangkan oleh manusia. Sampailah aku di pertengahan ‘tempat ‘ itu. Aku melihat sebuah pohon berwarna hijau dan seekor burung yang juga berwarna hijau bertengger disana. Setiap detik burung itu terbang turun, kemudian mengambil sebutir kristal, memakannya dan terbang kembali ke atas pohon. Akupun bertanya,

’Ya Allah, apakah itu ? ‘

‘Burung itu adalah kekasih-Ku Muhammad saw.’

‘Dan apakah kristal-kristal itu ?’

‘Setiap butir kristal itu adalah sebuah jagad raya yang berbeda-beda. Muhammad adalah Nabi bagi seluruh jagad raya itu. Apa yang sedang kamu lihat adalah Ciptaan-Ku yang tiada batas akhirnya. Dan Muhammad saw adalah Nabi-Nabi mereka, Awliyanya adalah 124.000 awliya. Begitu Nabi memakan butiran jagad raya itu, Akupun menciptakan yang baru, dan hal itu tidak akan pernah berakhir.’

Itulah kebesaran Nabi kita, jangan pernah meremehkan kekuatan beliau. Kadang ketika saya mengatakan apa yang saya dengar dari Syaikh, saya menggunakan ‘ kata-kata yang menyilaukan’ sehingga membuat hati bahagia, namun dibalik itu ada ribuan dan ribuan rahasia serta hikmah yang tiada batas dari Samudra Pengetahuan yang tidak akan pernah berakhir. Kami tidak akan berhenti berbicara dan pengetahuan itu tidak akan pernah ada akhirnya. Sebagaimana Ciptaan Allah tidak pernah berakhir, pengetahuanpun tidak akan pernah berakhir ; karen a ilmu pengetahuan adalah Ciptaan Allah juga.

Pikiran kita adalah pikiran yang diciptakan. Dengan pikiran yang terbatas, kalian tidak akan mampu memahami apa yang tidak terbatas. Pikiran hanya terbatas pada pengetahuan yang dimilikinya. Kalian tidak akan mampu memahami Tuhan dengan pikiran itu. Pikiran tidak mungkin memahami Yang menciptakannya. Sesuatu yang diciptakan tidak akan mampu memahami Penciptanya. Namun hati mampu.

Wa quli-r-ruhu min amri Rabbik. Firman Allah dalam Qur’an : “Ya Nabi, katakan pada umatmu bahwa ruh dan jiwa berasal dari-Ku.” Karena itulah, kita mampu memahaminya. Pikiran dan tubuh berasal dari bumi sedang ruh berasal dari Allah. Wa nafakhtu fihi min ruhi “ Telah Aku tiupkan Ruhku pada Adam.” Itulah mengapa Tuhan memerintahkan iblis untuk bersujud, bukan bagi tubuh Adam, namun bagi ruhnya, karena ruh itu berasal dari Allah.

Jadi, dengan memusatkan diri melalui roh. kita bisa memahami kearifan dan pengetahuan yang tersembunyi. Apakah penghalang antara kita dalam menggunakan roh? yaitu ego kita. Saya menghadapi masalah di Amerika ini, mereka selalu mengatakan,

“ Kami telah diajari untuk bangga pada diri sendiri sejak kami kecil. Untuk meninggikan ego kami.” Saya katakan bahwa itu adalah senjata setan yang paling merusak untuk menyerang kalian. Hal itu dibenarkan bila kalian bangga karena melakukan sesuatu yang baik. Namun ego-pun akan mengecoh kalian dengan senjata itu – kesombongan – agar kalian jauh dari spiritualitas.

Seperti menatap sebuah cermin. Pecahkan cermin itu dalam hati kalian dan jangan pernah lagi memandang diri sendiri pada cermin itu. Yang nyata bukanlah gambaran yang ada di cermin, tapi yang diluar cermin. Tanpa ego, kalian akan mencapai kenyataan hakiki.

Wa min Allah at-tawfiq bi hurmat al-Fatiha.
Read more >> Lihat selengkapny jgn lupa baca bismilah

Operasi Spiritual ( Mawlana Shaykh Hisham Kabbani ar-Rabbani qs )


Ke-wali-an adalah sebuah pemahaman yang tidak akan pernah bisa ditulis di dalam buku-buku. Kewalian adalah rahasia-rahasia dibalik rahasia-rahasia. Sesuatu yang berasal dari Nabi saw pada hati-hati para Awliya, bukan pengetahuan lewat kata-kata namun lewat perbuatan. Jangan mengira para Awliya menerima dirinya untuk menjadi Awliya jika tidak untuk meningkatkan para pengikutnya ke maqam mereka, khususnya ketika sedang memberi nasihat. Mereka tidak mau meninggalkan murid-muridnya tertinggal. Mereka meningkatkan maqam pengikutnya ke tahap topik yang sedang diajarkan melalui kehidupan spiritual mereka. Kalian tidak merasakannya pada tubuh fisik kalian, karena roh kalian masih terkungkung dalam sangkar tubuh.


Namun beliau mampu membuat roh kalian merasakannya tanpa kalian menyadarinya. Seperti seorang dokter yang mengoperasi pasiennya. Pasien tidak merasakan apapun, namun merasakan dirinya telah sembuh. Itulah yang Awliya lakukan. Beliau mengoperasi kalian, namun kalian tidak merasakan apapun. Tetapi dalam kehidupan spiritual kalian, dalam realitas, kalian telah sembuh.

Jika kalian sedang mencium spiritualitas, maka aroma itu membuat kalian mabuk cinta akan Syaikh. Jika Syaikh membuka lebih lagi, kalian tidak hanya mabuk, kalian akan seperti tetangga Nabi Musa as. Salah seorang tetangga Musa pernah berkata,” Musa, karena engkau akan pergi ke bukit Sinai dan berdialog dengan Tuhanmu – tolong katakan pada-Nya agar mengirimi aku cinta, karena aku tidak memiliki rasa cinta bagimu dan Dia. Biarkan Dia kirimkan cinta, agar hatiku bahagia.”

Ketika sampai di Sinai dan telah menyelesaikan apa yang Musa ingin lakukan, beliau lupa akan pesan tetangganya, Allah-lah Yang mengingatkan beliau.

“ Ya Musa, mengapa engkau lupakan tetanggamu ? Bukankah engkau berjanji padanya untuk menyebutnya dalam Hadirat-Ku ? “

“ Ya Tuhan, maafkan saya.”

“ Apa yang dia minta ?”

“ Dia membutuhkan cinta.”

“ Pulanglah dan katakan pada tetanggamu, Aku sedang mengirim cinta sekecil atom ke dalam hatinya.”

“Ya Allah, mohon kirimkan lebih dari itu, Engkaulah Yang Maha Pemurah.”

“Tidak. Itu sudah cukup.”

Musa kembali ke rumahnya dan mencari tetangganya. Ketika beliau menemukannya, tetangga itu tidak lagi berada didunia ini. Matanya terbuka lebar, kedua tangannya terangkat ke atas, mulutnya menganga. Dia tidak bergerak sedikitpun ataupun merasakan sesuatu. “ Oh tetanggaku,” kata Musa “ Kabar baik, Tuhan sedang mengirimkan sebutir cinta pada hatimu.” Namun tetangga itu demikian asyiknya sehingga tidak merasakan kehadiran Musa. Allah-pun memanggil Musa dan mengatakan : “ Ya Musa, walaupun engkau menggiling tubuhnya, dia tidak akan merasakan apapun, dia hanya merasakan Aku.”

Cinta seperti itulah yang Syaikh ingin kirimkan pada hati murid-muridnya. Murid-murid akan meninggalkan apapun dan lari mengejar Syaikhnya tanpa menyadari apa yang sedang mereka lakukan. Syaikh masih memegang kunci akan cinta itu dan belum membukanya. Beliau membukanya sedikit, setetes demi setetes. Itulah yang kini sedang mengendalikan kita, aroma dari setetes cinta. Belum lagi setetes, belum pula sekecil atom, hanya aromanya saja. Jika beliau membuka satu tetes cinta saja, kalianpun akan meleleh.

Ada pelajaran disini, bahwa jika kalian menghilangkan eksistensi kalian di hadapan Syaikh, maka beliau akan membuat kalian ‘mati sebelum mati’. Namun tidak seorangpun yang siap membawa rahasia besar itu agar Syaikh dapat menghiasi muridnya dengan segala kekuatan beliau. Syaikh tidak menahan kekuatan spiritual itu bagi diri beliau sendiri. Beliau ingin memberikannya. Namun kalian harus datang dan mengambilnya. Setiap orang sadar akan dirinya sendiri, apakah dia sedang mengambilnya atau tidak.

Syaikh muncul dalam mimpi-mimpi, muncul dalam penampakan spiritual, ataupun muncul sekilas saja. Namun ketika kalian mampu melihat syaikh sedang duduk bersama kalian secara nyata ( tanpa kehadiran tubuh fisiknya ) maka kalian telah mencapai apa yang beliau inginkan. Itulah caranya agar bisa duduk dengan Syaikh walaupun beliau telah meninggal dunia. Jangan mengira para Awliya sedang duduk di makam dimana dulu kalian terakhir meninggalkannya. Mereka sudah tidak lagi berada disana, mereka telah berpindah tempat. Namun bila kalian datang, memberi salam dan memanggil beliau, mereka akan datang dan muncul disana. Mereka berada di hadirat Nabi saw dan malaikat-malaikat yang memindahkan tubuh-tubuhnya.

Itulah bagaimana Awliya mentransfer kekuatan mereka dan mendatangi para pengikutnya. Bagi mereka, kehidupan ini dan akhirat adalah sama saja. Mereka dapat duduk-duduk dan mengundang yang lain untuk ikut serta. Bagi mereka hal itu amat mudah, namun bagi kita amat susah. Kita harus melatih diri kita dalam asuhan mereka. Cara yang paling ampuh bertemu dengan syaikh adalah dengan meditasi / muraqobah . Jagalah konsentrasi hati pada syaikh kalian di sepanjang malam hari. Beliau akan mulai nampak dan akan semakin sering muncul. Penampakan itu akan semakin jelas sampai kalian mampu berbicara dengan beliau secara langsung, bahkan bersalaman dengan beliau. Sebenarnya tidak susah.

Awliya asal mesir, Ahmad ar-Rufa’I al-Kabir datang ke makam Nabi dan mengatakan :

”Inilah sang pemerintah para hantu sedang bertemu dengan Manusia yang paling nyata ! Mohon ulurkan tangan Anda agar saya dapat menciumnya.” Dari makam Nabi, sebuah tangan putih mulai muncul dan sayyidina Ahmad menciumnya tiga kali. Setiap beliau menciumnya, Nabi mentransfer pengetahuan dari hatinya pada hati Ahmad. 3 samudra pengetahuan-pun telah dialirkan pada beliau.

Jika kalian mencapai maqam ini- kalian akan sangat beruntung. Kalian akan memahami rahasia-rahasia Syaikh. Dan bila belum mencapainya, kalian masih dianggap anak-anak yang masih harus diberi permen. Semoga Allah memberi kita kedewasaan di hadapan Syaikh dan membantu kita memberi kekuatan yang setiap Syaikh inginkan murid-murid mencapainya.

Wa min Allah at-tawfiq bi hurmat al-Fatiha.
Read more >> Lihat selengkapny jgn lupa baca bismilah