" jamuan cinta syurgawi "

blogmap

syekh Google

Minggu, 05 Juni 2011

Rahasia Thariqah Naqsybandi-Haqqani

Syaikh Adnan Effendi

Audzu bi-llahi mina syaitani rajim, Bismillahir Rahmanir Rahim. Destur, ya Sayyidi, Madad! Pertama kita mohon dukungan dari Maulana Syaikh Muhammad Nazim- 'ala-llahu darajati wa amdadna madadi-, Allah yang Maha Kuasa untuk mendukung kita, untuk membukakan maqam dihati kita, sehingga kami bisa berkata sesuatu, bila tidak akan sulit bagi semua orang untuk berkata-kata kecuali dari maqam Maulana Syaikh Nazim- qaddassa-llahu sirrahu- apa yang beliau bukakan kepada kita dan kita dengar, kita akan memperhatikan dan kalian juga akan memperhatikannya.

Alhamdulillah, Allah merahmati kalian dengan mempertemukan dengan Sultanul Awliya Maulana Syaikh Muhammad Nazim al Haqqani dan berada dibawah naungan "tarbiyah" beliau, dibawah pengamatan mata beliau, yang mengurus hati dan diri kita karena tanpa sebuah pembimbing sejati tidak seorang pun dapat menggapai Hadirat ilahiah dari Rasulullah saw, beliaulah yang akan membimbing mereka menuju Hadirat Ilahiah Allah yang Maha Kuasa. Allah yang Maha Kuasa menjadikan semua orang membutuhkan bimbingan. Tanpa seorang pembimbing Allah yang Maha Kuasa tidak menerima semua orang dan untuk ini Allah yang Maha Kuasa menjadikan Kekasih-Nya Muhammad saw menjadi pembimbing bagi seluruh ciptaan, menjadikan mereka menggapai hadirat ilahiah Allah yang Maha Kuasa.
Dan Rasulullah menjadikan para penerus beliau –mereka mewarisi rahasia ilahiah Rasulullah saw- untuk memjadi pembimbing seluruh Ummah, seluruh pengikut Rasulullah, untuk menjadikan mereka menggapai hadirat ilahiah Rasulullah saw. Tanpa menggapai ke Muhammad Rasulullah saw tidak seorang pun dapat menggapai 'La ilaha illa-llah'. Setiap orang harus dibimbing oleh seorang pembimbing dalam menempuh jalan-jalan Allah yang Maha Kuasa, menempuh jalan-jalan Rasulullah saw, sehingga Rasulullah saw akan membukakan pintu-pintu beliau dan menyambut dia yang datang dengan seorang pembimbing dan beliau akan membimbing dia ke hadirat ilahiah Allah yang Maha Kuasa.

Rasulullah saw menunjuk Sayyidina Abu Bakr as Siddiq, Sayyidina Ali ridwanallahi alayhim, Sayyidina Umar, Sayyidina Utsman. Sahaba Rasulullah biasa menggunakan angka 124.000, dan inilah jumlah Sahaba 124.000 berdasarkan angka para nabi yang Allah Maha Kuasa utus kepada manusia. Allah yang Maha Kuasa mengutus 124.000 nabi kepada Anak-anak Adam a.s., dari zaman Nabi Adam sampai zaman Penutup para Nabi saw. Dan untuk ini Sahaba Rasulullah biasanya 124.000 Sahaba, yang artinya setiap orang dipakaikan sebuah rahasia kenabian oleh Rasulullah saw salah satu dari 124.000 Nabi, setiap orang mewakili satu orang Nabi. Dan mengapa Sayyidina Abu Bakr as Siddiq mewakili Penutup para Nabi, Sayyidina Muhammad saw? Dan Rasulullah saw menjadikan semua Sahaba butuh untuk masuk menuju beliau melalui pintu Sayyidina Abu Bakr as Siddiq, karena Rasulullah saw menjadikan Sayyidina Abu Bakr as Siddiq sebagai kota dari rahasia-rahasia dan hikmah dan Pengetahuan ilahiah; yang Allah Maha Kuasa telah kenakan kepada Rasulullah, Rasulullah mengenakannya ke hati Abu Bakr as Siddiq. Dan Sayyidina Abu Bakr as Siddiq kemudian dikenakan dengan rahasia-rahasia Pengetahuan ilahiah, Hikmah Ilahiah dan Rahasia-rahasia Ilahiah ke Sayyidina Salman al Farsi. Dan kemudian Sayyidina Salman mengenakannya kepada Sayyidina Qasim, cucu dari Sayyidina Abu Bakr as Siddiq, Muhammadu-l Qasim.

Lalu Sayyidina Muhammad al Qasim yang telah dikenakan dengan Samudera-samudera Rahasia-rahasia ilahiah, Hikmah dan Haqiqat-haqiqat menurunkannya kepada Sayyidina Jafar as Sadiq dan Sayyidina Jafar as Sadiq beliaulah cucu Rasulullah, keturunan Sayyidina Hassan dan Sayyidina Hussein, cucu-cucu Rasulullah saw. Dan Sayyidina Jafar as Sadiq mengenakan rahasia-rahasia ini ke Sayyidina Abu Yazid al Bistami, Sultan Para Cendikia, Sultan ul Arifin. Dan Sayyidina Abu Yazid mengenakan rahasia-rahasia dan Pengetahuan dan Haqiqat-haqiqat ilahiah, Pengetahuan Rahasia-rahasia dan Hikmah ilahiah, Samudera-samudera ini dikenakan kepada Sayyidina Abu-l Hassan al Kharqani. Dari beliau diturunkan kepada Sayyidina Abu Ali Farmadi.

Kemudian dari beliau ke Sayyidina Yusuf al Hamadani. Kemudian, dari beliau, itu harus dilanjutkan ke Sayyidina Abdu-l Khaliq al Ghujduwani, namun pada zaman itu Sayyidina Abdu-l Khaliq al Ghujduwani masih amat muda, beliau baru saja lahir. Dan karena itu Sayyidina Rasulullah saw memerintahkan agar Rahasia Kenabian ilahiah ini, Samudera Haqiqat-haqiqat ilahiah ini, Samudera Rahasia-rahasia ilahiah, Samudera Pengetahuan ilahiah dikenakan dalam genggaman Sayyidina Khidr a.s., Abu-l Abbas, sehingga beliau akan mengajarkan tingkah laku dan melatih Sayyidina Abdu-l Khaliq al Ghujduwani. Dan karenanya itu berada dalam genggaman Sayyidina Khidr. Beliau melatih Sayyidina Abdu-l Khaliq al Ghujduwani sejak masa kanak-kanak sampai dia cukup dewasa untuk dikenakan Imamiya thariqah Siddiqi. Pada masa itu dikenal sebagai thariqah Siddiqi, bukan thariqah Naqsybandi. Pada masa Sayyidina Abdu-l Khaliq thariqah ini dikenal sebagai thariqah Ghujduwani. Setiap pembawa pembaharuan dikenakan thariqah Siddiqi mengubah menjadi seperti nama beliau pada zaman itu, contohnya sebagaimana saat sekarang ini dikenal sebagai thariqah Naqsybandi Haqqani. Dan kemudian Sayyidina Abdu-l Khaliq adalah Imam Khatm Khwajagan, yang telah ditunjuk oleh Allah yang Maha Kuasa.

Ketika Sayyidina Rasulullah emigrasi dari gua Tsur ke Madinah, dari Mekkah ke Madinah, dalam gua Tsur dan beliau melengkapi Sayyidina Abu Bakr as Siddiq, melakukan khalwat selama 3 hari dalam gua ini untuk mengenakan kekuatan-kekuatan kenabian kepada Sayyidina Abu Bakr untuk membawa ummat Rasulullah saw dan Rasulullah saw menjadikan beliau khalwat 3 hari dalam gua ini dan dalam gua ini pula beliau dikenakan rahasia-rahasia thariqah yang Allah Maha Kuasa pilihkan bagi Rasulullah saw.
Allah yang Maha Kuasa berfirman dalam Kita Al Qur'an Suci: ... wa alaw istaqamu ala tariqati la astaykanum maraan radaa...(?) apabila mereka terus berada dalam jalan ini, yang Aku pilihkan bagimu kekasih-Ku, Rasulullah saw Aku akan menjadikan mereka minum, mencurahkan dalam hati mereka air kehidupan yang akan menjadikan hati mereka hidup. Mereka akan selamat dengan Cahaya ketuhanan Allah yang Maha Kuasa, jika mereka tetap dalam jalan yang Aku pilihkan bagimu!
Dan Rasulullah saw, beliau ada dalam Hadirat ilahiah Allah yang Maha Kuasa sebelum datang ke kehidupan ini; beliau memilih sahabatnya Sayyidina Abu Bakr as Siddiq menjadi satu-satunya yang akan menjadi Imam thariqah ini yang Allah Maha Kuasa pilihkan bagi beliau. Dan untuk ini beliau melengkapi Sayyidina Abu Bakr as Siddiq dan mengenakannya dengan seluruh kekuatan dan Rahasia-rahasia ilahiah dan Hikmah dan Haqiqat-haqiqat. Dan Rasulullah bersabda: Akulah Haqiqat dan Rahasia dan Abu Bakr as Siddiq adalah pintunya. Akulah kotanya. Dan beliau bersabda: Akulah Kota Pengetahuan dan dan Sayyidina Ali adalah pintu Kota Pengetahuan. Sementara kota Haqiqat, Rahasia, Hikmah diberikan kepada Sayyidina Abu Bakr as Siddiq; beliaulah pintu kota Rasulullah saw itu.
Dan setelah Rasulullah saw melengkapi Sayyidina Abu Bakr as Siddiq... Sayyidina Abu Bakr mencari gua yang sebelumnya mereka masuki. Maulana pernah berkata beliau mengambil potongan-potongan Jubbahnya dan menutup seluruh lubang dalam gua dengan itu, sehingga tidak ada yang keluar dari lubang dan menyakiti Rasulullah saw. Tapi satu lubang tidak tertutup, karena tidak ada Jubbah lagi untuk menutupinya, jadi beliau menutup lubang dengan kakinya.

Dan Rasulullah meletakkan kepala beliau dipangkuan Sayyidina Abu Bakr as Siddiq dan lalu seekor ular datang dari lubang tersebut, menggigit kaki Sayyidina Abu Bakr as Siddiq dan kemudian, tanpa rasa takut (?) beliau menjatuhkan setetes air, yang jatuh ke wajah Rasulullah. Rasulullah melihat: Mengapa kau menangis? Allah yang Maha Kuasa menjanjikan kita kebahagian sepanjang masa, kebahagian bagi kita, bukan kesedihan, mengapa kau menangis? Beliau menjawab: Ya Rasulullah, air ini bukan sesuatu dari diriku, tapi dari luar. Aku takut ular ini akan datang dan menyakitimu karena ular ini datang. Kemudian Rasulullah saw berkata: Bismillahir Rahmanir Rahim , seluruh yang ular itu gigit dari tubuh Sayyidina Abu Bakr as Siddiq disembuhkan seperti sedia kala, dan Rasulullah saw berkata kepada ular: Keluarlah dari lubang dan ular itu merayap disamping Rasulullah saw. Lalu Rasulullah saw berbicara kepada ular: Apa maumu? Mengapa kau menggigit kaki Sidiq? Apa kau tidak tahu kalau Allah Maha Kuasa mencegah bumi untuk memakan tubuh Siddiq? Ular menjawab: Benar, ya Rasulullah, tapi pada Hari (Perjanjian) Kebangkitan (?) aku mendapat sebuah janji dari Allah yang Maha Kuasa (bahwa aku diijinkan untuk melihat parasmu yang indah dan dengan menutup lubang Sayyidina Abu Bakr mencegahku untuk mendekat kepadamu dan melihatmu).
(Janji itu diterima oleh ular pada Hari Perjanjian) ketika Allah berjanji kepada seluruh Nabi bahwa: Ketika kekasih-Ku, Nabi Muhammad saw muncul, kalian bukan lagi Nabi, kalian akan menjadi bagian dari Ummah beliau dan Rasulullah saw akan menjadi satu-satunya Nabi bagi kalian semua, - karena Rasulullah saw Nabi dari zaman pra-keabadian dalam Hadirat ilahiah Allah, sementara Nabi Adam a.s. belum lagi diciptakan, Nabi Adam a.s. masih berada diantara tanah dan Lumpur, belum muncul atau diciptakan dan Rasulullah saw sudah menjadi Nabi dalam Hadirat ilahiah Allah yang Maha Kuasa. Allah swt telah menerima pada Hari Perjanjian dari 2 Nabi. Maulana pernah berkata menjadi bagian dari ummah Rasulullah saw dan muncul pada akhir zaman yang artinya adalah sekarang ini, pada zaman terakhir ini, ummah terakhir. Kitalah ummah terakhir yang dekat ummah Imam Mahdi a.s. dan Isa a.s.

Allah telah menerima dari Sayyidina Isa a.s. untuk mengutus dia kembali dan satu Nabi berkta: Aku tidak ingin kenabian! Ya Allah, jadikan aku bagian dari ummah Rasulullah saw dan namanya adalah Razin, salah seorang anak Bani Israel a.s. Dan nabi ini akan muncul pada zaman Mahdi a.s. dan Isa a.s. Dan seluruh nabi dengan sangat menyesal berkata kepada Allah yang Maha Kuasa: Ya Allah, kami tidak menginginkan kenabian, tapi jadikan kami bagian dari ummah Sayyidina Muhammad saw! -

Dan kemudian Allah yang Maha Kuasa memerintahkan Rasulullah saw untuk meletakkan tangannya diatas tangan Siddiq dan mengundang seluruh 7007 Imam thariqah Siddiqi Naqsybandi dan 40 Grandsyaikh beserta seluruh Murid mereka hingga Yaumu-l Qiyama dan kemudian Allah yang Maha Kuasa menurunkan Tangan Kekuasaan-Nya diatas semuanya dan dia berkata dengan Suara-Nya (?): Inna-lladhina yubaiunaka, innama yubaiuna-llah ..., memberikan bay'at kepada mereka semua Allah yang Maha Kuasa dan kemudian melakukan 'talqin': Allah Hu, Allah Hu, Allah Hu, Haqq dan lalu Allah yang Maha Kuasa mengajarkan Rasulullah dan Sayyidina Abu Bakr as Siddiq Khatm Khwajagan dengan Lidah ilahiah-Nya.Dan lalu Dia memanggil satu Grandsyaikh, Sayyidina Abdu-l Khaliq Ghujdawani, menunjuknya sebagai Imam Khatm sampai Yaumu-l Qiyama, yang artinya seperti yang Maulana katakan, tidak ada Khatm dimana pun akan dilakukan, kecuali dibawah spiritualitas Abdul Khaliq Ghujdawani, diseluruh dunia. Dan lalu Sayyidina Abdul Khaliq Ghujdawani meneruskan rahasia ini dan Samudera Pengetahuan dan Haqiqat ilahiah ini ke penerusnya, yaitu Sayyidina Arif Rigwari. Sayyidina Arif Rigwari memberikan kepada Sayyidina Mahmoud Injir Farnawi. Sayyidina Mahmoud Injir Farnawi memberikan kepada Sayyidina Ali Ramitani. Sayyidina Ali Ramitani memberikan kepada Sayyidina Muhammad al Ghujduwani. Sayyidina Muhammad Ghujduwani adalah ayah Baba Sammasi. Mereka berdua, yaitu Muhammad Ghujduwani dan Baba Sammasi, karena keduanya ayah dan anak, sehingga Awliya berkata Muhammad Baba as Sammasi, sebagai satu kesatuan, karena keduanya juga berada dizaman yang sama dan tidak salah satunya wafat tidak lama setelah yang lainnya wafat. Dan Sayyidina Muhammad Ghujduwani memberikan kepada Baba Sammasi. Sayyidina Baba Sammasi memberikan rahasia-rahasianya dan pengetahuan ini yang Rasulullah saw kenakan kepada Sayyidina Abu Bakr as Siddiq, ke Sayyidina Sayid Amir al Kullal. Sayyidina Amir al Kullal merupakan salah seorang Ahlu-l Bait Rasulullah saw, keluarga suci, dan dia biasa menghasilkan uang dan makan dengan memainkan kotak. Dan suatu ketika Sayyidina Baba Sammasi memandang ke arah jalanan, melihat sebuah keramaian besar, berkumpul dan menunggu temannya yang akan datang dan memainkan permainan disana. Kemudian dia memandang Sayyidina Baba Sammasi dengan satu kilasan lalu pergi. Kemudian Sayyidina Amir meninggalkan semuanya dan mengikuti Sayyidina Baba Sammasi.
Mengikuti Sayyidina Baba Sammasi ke Zawiya dan kemudian mengambil bay'at. Dia adalah murid yang baik sampai Sayyidina Baba Sammasi berkata: Anakku, kaulah penerusku dan Allah yang Maha Kuasa menunjukmu untuk melatih dan menjadi Imam thariqah Siddiqi pada zamanmu yaitu , Sayyidina Shahu Naqsyband. Dan Sayyidina Amir mengajari, melatih Shahu Naqsyband dan beliau masih begitu muda, masa remaja dan mempunyai maqam yang begitu tinggi, melebihi maqam Syaikhnya, karena itulah Syaikhnya begitu terkejut, terkesima: Bagaimana? Apalagi hal lain yang dapat aku berikan kepadanya? Dan diapun berkata: Anakku, aku tidak mampu lagi memberikan kau lebih dari ini, kini kau harus menghadap ke Rasulullah saw, beliau akan menjadi gurumu.

Dan seperti inilah Sayyidina Shahu Naqsyband, Maulana berkata, mengambil dari Samudera-samudera ini, langsung dari Rasulullah saw, dan dialah Imam thariqah Naqsybandi ini, juga ditunjuk oleh Rasulullah saw dan Allah yang Maha Kuasa.
Dan kemudian Sayyidina Shahu Naqsybandi meneruskan rahasia-rahasianya kepada Sayyidina Alauddin al Bukhari. Dia adalah menantu Sayyidina Shahu Naqsyband dan ketika Sayyidina Shahu Naqsyband wafat, saat dimakamkan Sayyidina Alauddin berdiri dimakamnya dan melihat bahwa Allah yang Maha Kuasa mengutus 2 wanita surga, Ratu para Wanita Surga, sehingga Shahu Naqsyband tidak akan sendirian dalam kubur dan dia memalingkan pandangannya dari mereka. Mereka berkata kepadanya: Setidaknya lihatlah kami sehingga kami tidak akan merasa malu diantara Wanita Surga, Jannat, beliau menjawab: Tidak akan aku melihat kecuali kepada Wajah Suci Allah yang Maha Kuasa. Aku telah berjanji kepada Allah yang Maha Kuasa tidak akan melihat siapapun kecuali Wajah-Nya. Kembalilah ke tempat kau datang. Dan beliau tidak melihat mereka.

Lalu Sayyidina Alauddin meneruskan rahasia-rahasia beliau kepada penerusnya yaitu Sayyidina Ya'qubu-l Charkhi. Sayyidina Ya'qubu-l Charkhi meneruskan rahasia beliau kepada Sayyidina Ubaydullahi-l Ahrari, makam beliau ada di Samarkand, di Tashkent. Sayyidina Ubaydullah kepada Sayyidina Muhammad Zahid al Bukhari. Sayyidina Muhammad Zahid al Bukhari kepada Darwisy Muhammad, juga Bukhari, semuanya dari Bukhara. Thariqah Naqsybandi dari zaman Sayyidina Yusuf al Hamadani bertolak ke Bukhara, ke seluruh negeri ini yang melintasi sungai dan itu tinggal disana.

Dan kemudian Ubaydullah memberikan kepada Sayyidina Zaihd al Bukhari, ke Darwisy Muhammad, ke Sayyidina Ahmad al Amkanaki, ke Sayyidina Muhammad al Baqi-bi-llah. Sayyidina Muhammad al Baqi baru berumur 37 tahun ketika wafat. Rasulullah saw memerintahkan beliau untuk datang dari Bukhara ke India, ke Delhi, pada zaman itu disebut Dehla. Dan untuk memberikan, mengajari dan melatih sang Imam, pembaharu millennium kedua, beliau adalah Sayyidina Ahmad Faruqi dari India. Dan dipakaikan rahasia-rahasia thariqah Naqsybandi, dan itu menetap di India, pada masa itu dikenal sebagai Hindustan, belum ada India, Pakistan, Bangladesh, seluruh daerah itu dinamakan Hindustan. Itu menetap disana. Sayyidina Ahmad Faruqi memberikan itu kepada putranya, Sayyidina Muhammad Masum. Sayyidina Muhammad Masum memberikan itu kepada putranya, Sayyidina Sayfudin. Lalu itu berlanjut ke Sayyidina Nur Muhammad al Badawani juga di India. Dari Sayyidina Nur Muhammad itu ke Sayyidina Habibullah -Jaan-l Janan- juga di India. Sayyidina Habibullah -Jaan-l Janan- memberikan itu kepada Sayyidina Abdullah Dahlawi, dari Delhi, Abdullah Delhi, tapi dikenal sebagai Dahla, dari ini Dahlawi, artinya dari Delhi. Sayyidina Abdullah ad Dahlawi menunggu penerusnya datang dan pada masa Sayyidina Khalid Baghdadi, dia dari Baghdad, dia seorang Alim besar, ulama besar, dia memutuskan untuk pergi Haji dan pergilah dia. Saat sedang berhaji, dia bertanya: Ya Allah yang Maha Kuasa, pertemukan aku dengan siapapun yang merupakan Awliya-Mu! Bahkan dia seorang Grandsyaikh, namun tidak menyadari tentang dirinya sendiri, sampai dia bertemu dengan salah satu murid Sayyidina Abdullah Dahlawi dan murid tersebut memberitahukan dia tentang Syaikhnya serta keajaiban dan haqiqatnya, jadi dia berkata: Dapatkan aku pergi denganmu? Ya, pergilah bersamaku dan mereka bertolak bersama-sama.
Dan sebelum memasuki daerah Delhi, Dahlawi, lebih dari 10 km, sekitar 15 km, Sayyidina Abdullah Dahlawi berdiri, menunggu Sayyidina Khalid datang. Menyambutnya, membawanya ke Zawiya, memintanya melakukan khalwat selama 6 bulan dan kemudian mendandani beliau dengan rahasia-rahasia, haqiqat-haqiqat dan hikmah-hikmah thariqah Naqsybandi dan berkata: Kini kembalilah ke negeramu dan beliau pun kembali ke Baghdad.
Di Baghdad, Rasulullah saw –secara spiritualitas Rasulullah selalu mendukung para Grandsyaikhnya sepanjang waktu, berada disamping mereka terus menerus, tidak pernah meninggalkan mereka walau hanya sekejab mata, Rasulullah saw bersama mereka secara spiritual, 24 jam seperti ini- dan beliau meminta Sayyidina Khalid Baghdadi: Meninggalkan Baghdad, pergi Damaskus, ke Syam. Bahkan Sayyidina Khalid tidak bias bahasa Arab pada masa itu, dia berangkat ke Syam. Dan Maulana berkata bahwa Sayyidina Khalid sendirian di Syam, tidak kenal seorangpun, jadi Sayyidina Khalid biasa melakukan Khatm dan Zikr sendirian selama beberapa tahun.

Kemudian Rasulullah saw memberitahukannya: Pergi dan duduk disudut pusat kota, katakan kepada semua orang yang bekerja: 'Datanglah setelah shalat Fajr selama 1 jam dan aku akan memberimu uang, selama 1 jam ini datang dan duduklah bersamaku.' Dan beliau biasa memberikan uang bagi para pekerja. Berapa banyak penghasilanmu satu hari, contohnya, 10 Kurush, beliau akan memberikan 10 Kurush dan datanglah. Selama 7 tahun inilah cara yang beliau lakukan agar orang melakukan Khatm, dengan uang. Lalu setelah 7 tahun Rasulullah saw memberitahukannya: Katakan kepada mereka: 'Aku tidak punya uang lagi. Siapa yang datang untuk Allah yang Maha Kuasa, datanglah. Siapa yang datang untuk uang- uangku telah habis.' Beliau terkejut ketika semua orang terus berdatangan tanpa uang, gratis, demi kepentingan Allah yang Maha Kuasa karena beliau mempunyai sebuah kekuatan Daya Tarik (Haqiqat al Jadhba ), untuk menarik mereka dengan rahasia-rahasia beliau.

Dan kaum Ulama pada zaman beliau mendengar bahwa ribuan orang datang ke sang Syaikh. Mereka datang untuk melihat sang Syaikh, mereka tahu bahwa beliau tidak bisa bahasa Arab, beliau tidak bisa bicara apa-apa: Apa yang kau katakana, kami tidak mengerti apa-apa. Bila kau ingin tinggal di Syam, Damaskus maka buatlah kami mengerti atau kau minggat dari sini. Seperti itulah kaum Ulama pada masa itu yang sangat congkak. Dan Maulana berkata: Ya Rasulullah, kaum Ulama berkata seperti ini, apa yang akan aku lakukan? Dan Rasulullah saw memberitahu: Katakan kepada mereka, 'Esok hari setelah Fajr dalam sebuah masjid besar, Masjid Umayad Mosque, Maqam Sayyidina Yahya a.s., disanalah kita akan mengadakan pedebatan dan pertemuan. Datanglah kalian semua ke sana.'

Mereka semua datang dan Sayyidina Khalid sedang duduk, berpikir: Bagaimana aku akan bicara kepada mereka, aku tidak mengerti bahasa mereka? Tetapi aku akan menunggu. Kemudian beliau menunggu. Namun Rasulullah saw akan membukakan kepadanya. Dan baru saja mereka selesai shalat dan duduk untuk melakukan perdebatan dengannya, beliau terkejut karena berbicara bahasa Arab dengan sangat fasih, lidahnya berkata-kata dalam bahasa Arab yang baik: Bismillahir Rahmanir Rahim, malam hari aku orang Kurdi, pagi hari aku orang Arab, dimulailah, dan beliau memberikan mereka sebuah suhbat yang sangat kuat, sehingga mereka semua mencium tangan dan kaki beliau serta berkata: Mohon berikan kami bay'at dalam thariqah Naqsybandi dan Mufti, Syaikhu-l Islam, seluruh Ulama, mengikuti.
Kemudian, setelah beberapa tahun sebuah penyakit datang ke Damaskus, 'taun', seperti Malaria, beliau berkata: Ya Allah yang Maha Kuasa, datangkan penyakit itu ke tubuhku, jangan menyakiti seorang pun dari Ummat Rasulullah saw.
Jadi, beliau menanggung semua penyakit ini. Dan kemudian beliau meneruskan rahasianya kepada penerusnya yaitu Syaikh Ismail asy Syirwani. Syaikh Ismail hidup hanya 2 minggu setelah wafatnya Sayyidina Khalid Baghdadi karena dia juga terinfeksi oleh penyakit ini.
Dan kemudian, pada masa itu, datang dari Daghestan yaitu Sayyidina Khas Muhammad. Sayyidina Khas Muhammad bertemu dengan Sayyidina Khalid 2 hari sebelum wafat dan beliau melengkapi Sayyidina Khas Muhammad dalam 24 jam dan memerintahkan Sayyidina Syaikh Ismail asy Syirwani untuk mendandani Sayyidina Khas Muhammad dengan rahasia-rahasia thariqah Naqsybandi dan berkata kepadanya: Pergilah dengan keajaiban-keajaiban, dengan satu langkah ke negerimu lagi, jangan menetap di Damaskus, karena penyakit melanda.JAdi, dengan satu langkah Khas Muhammad mengambil rahasia dan kembali ke Daghestan. Dan kemudian di Daghestan dari Sayyidina Khas Muhamad ke Sayyidina Muhammad Effendi Yaraghi Daghestani.
Dari Sayyidina Muhammad Effendi ke Sayid Jamaludin Ghumuqi Husayni, makam beliau ada di Istanbul. Dan dari Sayyidina Jamaludin rahasia diteruskan ke Sayyidina Abu Ahmad as Sughuri. Sayyidina Abu Ahmad as Sughuri meneruskannya ke tangan Sayyidina Abu Muhammad Madani, namun Sayyidina Abu Ahmad as Sughuri tidak memberikannya Imamiyat dalam thariqah Naqsybandi. Sayyidina Abu Ahmad as Sughuri memberitahu: Kau akan menjaga rahasia itu untuk Syaikh Syarafudin ad Daghestani, karena pada masa itu Syaikh Syarafuddin baru berusia 6, 7 tahun ketika Sayyidina Abu Ahmad as Sughuri wafat.

Dan rahasia itu ada ditangan Abu Muhammad Madani dan beliau memberikannya setelah Syaikh Syarafuddin selesai melakukan suluk, Abu Muhammad Madani mendandani Sayyidina Syaikh Sharafuddin dengan rahasia-rahasia Sayyidina Ahmad as Sughuri, langsung datang, kemudian Abu Muhammad memberitahukan Sayyidina Syaikh Sharafuddin yang juga merupakan pamannya: Keponakanku, mohon lengkapilah aku untuk menjadi Imam dalam thariqah Naqsybandi, karena Sayyidina Abu Muhammad al Madani adalah Imam dari 40 thariqah, tapi bukan untuk thariqah Naqsybandi.
Dan dia berkata: Anakku, Maulana Syaikh Abdullah ad Daghestani, yang merupakan penerus Sayyidina Syaikh Sharafuddin ad Daghestani qs, dia memberitahukannya: Anakku, berilah dia suluk 40 hari untuk melengkapi dan dandanilah dia dengan Imamiya thariqah Naqsybandi. Dan Grandsyaikh melengkapi Sayyidina Abu Muhammad al Madani dan mendandani dia dengan Imamiya dari thariqah Naqsybandi, pada akhir 40 hari, Sayyidina Abu Muhammad al Madani wafat.
Sang GrandSyaikh telah diperintahkan oleh Syaikh Sharafuddin: Ketika aku wafat, jangan tinggal semenitpun di negara ini. Pergi untuk mengambil thariqah Naqsybandi ke Syam, ke Damaskus lagi dan begitulah dia emigrasi ke Damaskus. Saat itu tahun 1936. Dia beremigrasi, dan baru saja memasuki Damaskus, dia melakukan suluk selama 6 tahun, tidak bicara dengan siapapun di sebuah makam seorang Awliya yang disebut Syaikh Hassan Jabawi, dalam pekuburan beliau duduk dalam pekuburan selama 6 tahun. Enam tahun, hingga pada akhirnya Muhammad Syaikh Nazim qs datang; dia telah mendengar tentang beliau dan datang bersama seorang Syaikh dari Homs untuk bertemu dengan Sayyidina Abdullah ad Daghestani. Beliau tidak menemui seorang pun, untuk Maulana Syaikh Nazim beliau membukakan pintu, menyilahkan mereka masuk dan berkata: Amana anda, harta anda, ada padaku, anakku. Kau haris mengikutiku dengan perintah Rasulullah saw dan dari masa itu Maulana Syaikh Nazim mengikuti dan beliau didandaninya dengan Samudera-samudera Haqiqat, Rahasia dan Hikmah ilahiah ini dari Grandsyaikh yang telah mendandaninya juga oleh Sultanu-l Awliya, sebagai seorang Sultan of Awliya, dan mendandani dia dengan seluruh maqam dari ke-40 Grandsyaikh, dari zaman Rasulullah saw hingga saat ini. Dan dia menunjukkanya untuk menjadi orang yang membukakan rahasia suci Al Qur'an Suci kepada Imam Mahdi a.s.
Seperti inilah Allah yang Maha Kuasa merahmati kita dengan bertemu dengan Maulana Syaikh Nazim menjadi dibawah ajaran dan pelatihan beliau. Alhamdulillah! Bahkan melihat ke mata belau sudah cukup, karena jika kau melihat ke mata beliau, itu adalah mata yang melihat Rasulullah saw, mata yang melihat seluruh Grandsyaikh, mata yang melihat seluruh 124.000 Nabi, mata yang melihat semua yang ada dalam Divan Rasulullah saw, dalam Divan suci Rasulullah saw dan inilah kehormatan besar bagi kita karena setelah para Sahaba, pengikut para Sahaba, mereka biasa menyebutnya, Tabi'in: Jika kau ingin melihat sepasang mata yang melihat Rasulullah saw, pandanglah matanya. Bagaimana dengan kita? Kita melihat mata yang dalam tiap kesempatan secara spiritual melihat Rasulullah saw dan 124.000 nabi, dan semua Awliya, Imam Mahdi a.s., Sahibu Zaman.

Jadi inilah sebuah kehormatan besar bagi kita, Alhamdulillahi Rabbi-l 'Alamin, dan untuk ini kita adalah orang yang diberkahi oleh Allah yang Maha Kuasa dan dikaruniai menjadi pengikut Imam Awliya, Imam dan Sultan Awliya, pada masa ini tidak ada Awliya, Allah menyembunyikan mereka dan Rasulullah saw, hanya menjaga Maulana Syaikh Nazim agar berada ditengah-tengah Ummah. Dan untuk ini dengan rahasia beliau kau melihat banyakorang datang dari mana-mana. Kemanapun kau pergi, banyak orang mendengar namanya, semua orang menghormati ketika nama beliau disebutkan dimana-mana, semua orang menjelaskan. Dan ini dikaruniai oleh Allah yang Maha Kuasa dan Rasulullah saw bagi ummat ini, ummat terakhir sebelum munculnya Imam Mahdi a.s., untuk memiliki kekuatan Awliya yang sangat besar diantara mereka, untuk mengarahkan mereka, untuk membimbing mereka, ke zaman Mahdi a.s.
Dan seluruh Pengetahuan ilahiah ini diberikan darinya dari hati ke hati, diberikan kepada seluruh mridnya, lebih banyak dibandingkan secara fisik, secara spiritualitas. Dan untuk ini kau akan merasa dirimu sebagaimana jika kau merasa sangat kaya dalam spiritualitas dan cahaya, bahkan bila kau tidak bersama beliau sepanjang waktu. Karena spiritualitas beliau adalah dalam semua kesempatan-kesempatan bersama seluruh murid beliau.

Dimanakah seluruh murid beliau? Grandsyaikh biasa berkata: Anakku, Maulana Syaikh Nazim yang berarti, beliau mempunyai kekuatan untuk bersama semua orang bersama semua orang dari ummah Rasulullah saw. Berapa banyak –milyaran- beliau mempunyai milyaran spiritualitas untuk disebarkan. Dan ini tidak begitu, sesuatu yang begitu tinggi, bukan, ini juga, se,mua Awliya dapat melakukannya -bagaimana dengan Sultan Awliya?
Seorang Murid diundang Sayyidina Shahu Naqsyband pada bulan Ramadhan, dia menjawab: Aku akan datang, yang lain mengundang, dia berkata: Aku akan datang, lebih dari ratusan undangan dan dia berkata: Aku akan datang, pada hari yang sama. Menantunya bertanya: Bagaimana kau akan mendatangi semua undangan pada hari yang sama? Beliau menjawab: Kau datang dan perhatikanlah, dan kemudian, mereka semua, pada waktu Maghrib, saat berbuka puasa, mereka semua, pintu diketok dan Sayyidina Shahu Naqsyband masuk. Lebih dari seratus murid, lebih dari seratus Shahu Naqsyband dalam tiap rumah yang dimasuki.
Seperti inilah Awliya. Mereka mempunyai kekuatan spiritual tinggi untuk bersama dengan tiap orang; bahkan bila kau ada di Timur, dia di Barat, dia bersamamu! Seperti inilah Allah yang Maha Kuasa mendandani mereka, dengan kekuatan ini, kekuatan tuhani, dan Allah yang Maha Kuasa berfirman: Setiap orang yeng mendekati-Ku dengan Sunnah Rasulullah, dengan cinta kepada Rasulullah, dengan rekomendasi, bukan kewajiban tapi dengan Sunnah, yang artinya seluruh jenis Nawafil atau Sunnah Rasulullah saw, bahkan sebuah cincing adalah sebuah Sunnah, shalat 2 raka'at adalah sebuah Sunnah, memanjangkan janggut adalah sebuah Sunnah, mempunyai sebuah surban adalah Sunnah; segala sesuatu yang mendekatkan seorang kepada Allah yang Maha Kuasa dengan Sunnah Rasulullah saw, Allah Maha Kuasa berfirman: Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya, Aku akan mendandaninya dari Mata-Ku ke matanya, dari Telinga-Ku ke telinganya, dari Lidah-Ku ke lidahnya, dari Tangan-Ku ke tangannya. Aku akan mendandaninya dengan sebuah tubuh ketuhanan, jika dia berkata sesuatu, Jadilah!, maka akan terjadi.

Seperti inilah Allah yang Maha Kuasa berfirman bagi Mukmin, kaum beriman, bagaimana dengan Awliya, bagaimana dengan Sultan Awliya, bagaimana menurutmu? Tidak bisa dibayangkan. Semoga Allah yang Maha Kuasa mengampuni, memberkahi dan mendandani kita dengan ampunan, rahmat dan menjadikan kita hamba-hamba Allah Maha Kuasa yang tulus, hamba-hamba Ummatu Rasulullah saw yang tulus, Murid-murid yang tulus kepada Maulana Syaikh Nazim, kepada Grandsyaikh, kepada seluruh Grandsyaikh dan para pengikut yang tulus kepada Imam Mahdi a.s.
Bi hurmati'l Habib, bi hurmati-l Fatiha. Amin.
Read more >> Lihat selengkapny jgn lupa baca bismilah

Posisi Tertinggi Kita Menjadi Hamba Allah

Mawlana Shaykh Nazim al - Haqqani
Audhu bi-llahi mina shaitani rajim, Bismillahir Rahmanir Rahim, la haula wala quwatta illa bi-llahi-l `Aliyu-l `Azim…Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar wa li-llahi-l hamd…Subhanaka, la `ilma lana illa ma `alamtana, Innaka `Alimu Hakim…Ada 2 tingkatan : yang pertama ( kita menyebutnya seperti itu untuk memahami ) adalah posisi Ketuhanan dan yang kedua adalah posisi hamba-hamba-Nya.
Ketuhanan tidak akan pernah dilimpahkan; bukan pemberian untuk segala ciptaan-Nya, karena tidak akan ada yang mampu menempati posisi itu. Posisi itu hanyalah untuk satu yaitu Dia Yang Maha Esa, Sang Pencipta ! Orang-orang Kristen mengatakan, ‘ Tuhan kami Yesus Kristus’. Itu suatu kesalahan yang besar ; itu tidak bisa diterima. Kesalahan terbesar yang dikatakan bagi Jesus Christ, bahwa dia adalah Tuhan, karena beliau adalah sebuah ciptaan, manusia.
Ketuhanan tidak menerima ‘sharik’ seorang partner / mitra, Allah adalah Tuhan
Jika kalian menyebut : “Yesus Kristus adalah Tuhan” – Bagaimana dengan Yang Pertama ? Tuhan Yang Esa, apakah Dia sedang absen, pensiun atau mempensiunkan diri-Nya ? Ataukah Tuhan sedang menarik Diri agar bisa memberikan Yesus Kristus tahta Ketuhanan ? Apa alasannya ? Apakah Yesus sebagai pewaris-Nya ? Mengapa ? Tuhan sedang lelah atau pensiun ? Tidakkah mereka berpikir seperti itu untuk mengoreksi kepercayaan mereka demi memuja Tuhan Surgawi !
Saya telah bertemu dengan mereka yang telah membaca kitab sucinya, namun mereka tidak pernah memahaminya. Bahkan kitab sucinya berbeda-beda satu sama lain. Mereka tidak pernah mengerti karena tidak ada cahaya dalam hati mereka ! Jika kalian memberi seseorang buku, lalu dia membacanya dalam kegelapan, apa yang bisa mereka pahami?
Tingkatan yang kedua adalah bagi seluruh ciptaan ! stempel ilahiah pada seluruh ciptaan adalah sebagai hamba-hamba. Mereka semua adalah pelayan dan tugasnya adalah melayani. Tak seorangpun yang bisa lebih dari itu ! Setinggi apapun jabatan mereka, tingkatan mereka hanyalah sebagai hamba. Allah Maha Besar.
Tema inilah yang membuat problem bagi orang-orang, mereka yang tidak berakal, orang-orang dari `Ahlu- d Dunya’, manusia awam, mereka yang tidak peduli dengan pesan-pesan surgawi atau posisi-posisi di surga, kaum atheist atau komunis atau materialis. Manusia berkepala kotak, atau manusia generasi kera ( karena mereka mengklaim diri sebagai keturunan kera ) dan mereka menjadikan diri mereka berada di posisi yang lebih dari yang lain.
Ada yang karena kecakapannya mereka berpikir bahwa “ Tingkatan kami berbeda.” Ada yang karena hasil pikiran-pikirannya, mereka menganggap diri di tingkatan yang ‘lebih’ pula. “ Tingkatan kami bukan seperti orang-orang yang biasa.” Orang-orang India mengatakan apa ? Parias? Ada tingkatan terendah di India, mereka mengatakan : “Mereka tidak ada harganya – mereka sama dengan hewan.”
Apa pendapat kalian ketika mengatakan bahwa kalian berbeda dengan orang-orang lain, yang bukan terpelajar, buruh-buruh atau petani. Sekarang aku tanya : “ Apa sebenarnya posisimu ? Ketika kalian menganggap diri kalian “lebih” dari yang lain – apa sebenarnya perbedaan kalian ?”
Di Spanyol mereka membawaku ke sebuah kastil raja yang amat indah dan masyur. Salah satu ruangan dibuka, ada satu tempat duduk mewah dari kayu ( mungkin raja itu gemuk, karena besarnya dua kali lipat dari kursiku ini ). Mereka mengatakan : ” Ini adalah toilet raja.” Apa ? toilet ? raja merasa dirinya begitu hebat, punya tingkatan ini dan itu namun tetap saja mempunyai toilet ? toilet yang membawa raja pada tingkatan aslinya. Siapa sebenarnya yang memasuki toilet – apa tingkatannya ? bila perut kita penuh maka ….
Grandsheikh bercerita tentang paman beliau. Suatu hari ketika beliau duduk di kedai kopi, dan satu orang dari Daghestan ( orang yang amat sombong ) memasang topinya bergaya seperti ini …lalu memasang golok di samping sini..sebuah golok yang terkenal dari Daghestan. Paman Grandshaikh yang berusia lebih dari 100 th mengatakan : ” Anakku, tidakkah kamu butuh ke toilet ?” Begitu mendengar hal ini, orang itupun mulai salah tingkah.
Allah, Yang Maha Kuasa memberi penjelasan bagi mereka “ Kana yakulani taam”…Wahai orang Kristen, kalian mengatakan bahwa tingkat Yesus adalah ketuhanan, padahal dia dan ibunya juga makan dan minum!” Setiap yang makan dan minum pasti membutuhkan toilet. Tuhan butuh ….toilet ? kebodohan macam apa ini ?
Raja itu juga membuat dirinya sendiri lebih dari tingkatannya. Kalian bisa saja menganggap diri sendiri setinggi apapun, namun saat perut mulai berbunyi gurrr, gurrr, gurr, gurrr…lalu kalian akan mengatakan : ” Aku tidak bisa duduk disana ( singgasana ), aku harus turun.” Lalu masuk ke tempat yang paling kotor, toilet.. ( sambil menutup hidungnya karena bau yang tidak sedap ) tamat sudah.
Mereka tidak pernah menggunakan akal, namun menjadikan diri mereka sesuatu yang bukan untuk mereka. Itulah sumber dari jahalet, lalai, tidak peduli. Sumber dari krisis, perang dan perpecahan. Orang Turki mengatakan : “Oh, kami orang Turki, tidak ada yang bisa seperti kami.” Orang-orang Arab mengatakan : “Ahna Arab”. Mereka pikir menjadi Arab adalah kehormatan bagi mereka. Tidak ! Tidak pernah Allah mengatakan : “Ya ayyuhal Arab”, “Ya ayyuhal ladhina Arab”, tapi Allah katakan : “Ya ayyuha-l ladhina amanu!”
Tugas menghamba/ melayani sungguh berat bagi umat manusia. Karena semua ingin menjadi tuan di muka bumi ini. Paling tidak jika tidak menjadi tuhan, lalu menjadi tuan-tuan di dunia ini. Semoga Allah mengampuni kita semua dan menganugerahi pemahaman dan mengikuti Nabi-Nabi yang seluruhnya mengatakan : “Kami adalah hamba-hamba-Nya.” Jika Nabi-Nabi saja mengatakan : Kami adalah hamba-hamba, lalu bagaimana dengan para pengikut Nabi-Nabi ini ? Haruskah mereka mengatakan : “Kami semua adalah tuhan.” Tidak mungkin !
Manusia meninggalkan perintah surgawi dan mengejar ego-ego mereka. Ego yang melambangkan setan, pemberontak pertama dalam Hadirat Ilahi, mereka mengatakan : “Engkau ( Allah swt ) adalah Tuhan di atas, dan aku adalah tuhan di muka bumi.” Namrud juga mengklaim seperti itu, “ Aku tuhan di bumi, Tuhan Ibrahim adalah Tuhan Surgawi.” Itulah karakter buruk yang dicontoh manusia saat ini.

Semoga Allah mengampuni kita dan mengirim seseorang dengan kekuatan untuk mengubah itu semua. Bagi kehormatan untuk manusia paling terhormat dalam Hadirat ilahi, Muhammad SAW.
Read more >> Lihat selengkapny jgn lupa baca bismilah